Memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi dirasakan semakin terbuka dan kuat pengaruhnya bagi kehidupan rakyat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru. Dunia begitu terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan suatu negara dengan negara lain. Begitu pula yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Kita tak bisa memungkiri jika kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini sangat memprihatinkan.hal ini dibuktikan dengan data UNESCO (2011) tentang peringkat indeks pengembangan manusia (Human Development Index): Indonesia menempati urutan ke 124 dari 183 negara di dunia.
Penyebab rendahnya kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia antara lain:
1. Sarana prasarana pendukung proses pendidikan yang kurang memadai dan tidak merata. Misalnya, bangunan sekolah yang tidak layak pakai menjadi penghambat naiknya kualitas pendidikan. Karena siswa dan guru tidak memiliki miliu yang kondusif selama proses belajar-mengajar di dalam kelas yang hampir roboh.
2. Kualitas dan kompetensi guru yang masih belum meningkat . Hal ini bisa jadi karena guru belum atau kurang mempunyai pengalaman dalam mengajar. Dan juga bisa disebabkan guru kurang wawasan tentang strategi dan metode mengajar yang baik.
3. Minimnya kesejahteraan guru khususnya daerah terpencil yang jauh dari pusat pemerintahan. Kesejahteraan yang baik akan mendukung motivasi guru dalam menjalankan kewajibannya sebagai pendidik tanpa harus memikirkan cara lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disela kewajibannya.
4. Kurangnya perhatian orangtua terhadap perkembangan anak. Seiring perkembangan zaman yang makin kompetitif, banyak orangtua siswa yang lebih sering berada di luar rumah demi kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya, dan lebih memilih menyerahkan segala kebutuhan anak kepada pengasuh. Dampaknya anak akan merasa kurang diperhatikan orangtuanya, sehingga dimasa perkembangannya rentan terjerumus ke dalam pergaulan yang negatif. Ini tentu akan sangat mengganggu proses pendidikannya.
Keempat penyebab tersebut apabila belum diatasi maka tidak mustahil kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin buruk. Terutama di daerah pedesaan yang masih pelosok wilayahnya jauh dari kota.
Permasalahan mengenai guru dan tenaga kependidikan tak akan terjadi jika pemerintah mau memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pengadaan tenaga kependidikan baik pendidikan formal, nonformal dan informal yang ditinjau secara kuantitatif maupun kualitatif harus seimbang. Bukan hanya jumlah guru yang terus ditambah tapi kompetensi guru juga harus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Semakin baik kompetensi yang dimiliki tenaga kependidikan maka semakin baik pula mutu pendidikan.
2. Pengangkatan guru negeri yang merata dan terstruktur akan sangat membantu proses belajar mengajar. Karena guru yang berstatus PNS memiliki kesejahteraan yang lebih baik daripada guru honorer. Sehingga motivasi dan konsentrasi guru dapat tercurah sepenuhnya untuk mendidik. Peserta didik juga akan mendapatkan ilmu yang seharusnya mereka dapatkan.
3. Penyebaran atau penempatan guru harus tepat sasaran. Maksudnya adalah guru yang tersedia harus ditempatkan ke daerah dan sekolah yang benar-benar membutuhkan. Sehingga tidak akan terjadi lagi kasus penumpukan guru pada satu daerah atau sekolah sedangkan di daerah dan sekolah yang lain kekurangan tenaga pendidik. Untuk mendukung hal ini dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk mempercepat pembangunan daerah-daerah terpencil dari Sabang sampai Merauke agar para guru dapat menjalankan tugas lebih baik lagi. Sejujurnya para pendidik juga pasti akan mempertimbangkan daerah tujuan tugas mereka sebelum menerima tawaran penempatan dari pemerintah. Selain itu dengan pembangunan yang merata akan sangat membantu proses standarisasi pendidikan seluruh Indonesia.
4. Penataran tenaga pendidik secara berkala dan konsisten. Guru yang telah bertugas seharusnya mendapatkan jatah untuk dapat mereview kembali, mengevaluasi dan memperbaharui pengetahuan dan kompetensi mereka agar guru tetap aktual dalam keilmuan dan semakin kompeten dalam menjalankan tugasnya.
5. Status dan kesejahteraan. Sangat penting memperhatikan status dan kesejahteraan tenaga kependidikan di Indonesia, karena hal ini berkaitan erat dengan maraknya kasus KKN dewasa ini. Pada dasarnya ini bukan hal baru lagi dalam sejarah pendidikan Indonesia. Sejak orde lama sampai sekarang latar belakang kesejahteraan yang serba terbatas, sementara kebutuhan hidup semakin meningkat akan mendorong sebagian oknum tenaga kependidikan untuk melakukan korupsi di instansi tempatnya bertugas. Tentu tidak semuanya rela terlibat dalam praktik korupsi. Selain karena peluang yang terbatas, mungkin juga karena nilai-nilai moral keagamaan yang mereka miliki begitu kuat dan tidak modah goyah dengan godaan duniawi.
6. Jenis kelamin atau lebih dikenal dengan gender seyogyanya sudah tak bisa dipersoalkan lagi dalam dunia pendidikan dewasa ini, karena pada dasarnya semua warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, mengembangkan potensi dan kemampuan, memperoleh peluang dan membagi ilmu yang diperolehnya kepada orang lain. Laki-laki dan perempuan harus dilihat sebagai sumber daya manusia yang mempunyai potensi yang berguna bagi pembangunan bangsa.
Di balik semua lembar buram yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini, kita patut bersyukur bahwa masih banyak siswa Indonesia yang mampu mengharumkan nama bangsa di kancah dunia dalam bidang keilmuan dan tekhnologi. Sungguh suatu prestasi yang begitu membanggakan dalam bidang eksakta dan olahraga serta masih banyak lagi yang lainnya mampu ditorehkan para siswa Indonesia.
Kita seharusnya dapat mengambil pelajaran dari keberhasilan mereka, karena mereka mampu meraih semua itu tidak dengan cara instan dan spontanitas. Butuh proses yang didasarkan pada semangat yang besar, keinginan yang kuat untuk berprestasi dan usaha yang lebih keras dari siswa yang lainnya juga ditopang oleh kesabaran para tentor mereka dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik mereka dengan penuh tauladan yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar