Pesta Demorasi untuk
Rakyat
Yogie
Enjang Gumilar
Eks Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Pesta
demokrasi yang disebut Pemilukada mulai ramai digelar disetiap provinsi di
Indonesia. Sungguh suatu pemandangan yang sangat familiar selalu tersaji di
sana dari waktu ke waktu, obral janji dari para calon wakil rakyat bertebaran
memenuhi setiap relung nafas kehidupan rakyat yang mulai tak percaya dengan
segala janji, jargon dan program kerja yang mereka usung dimasa kampanye.
Segala upaya dilakukan para tim sukses masing-masing calon untuk menghimpun
massa sebanyak-banyaknya.
Jika
mau mencermati lagi pepatah lama, “Tak kenal maka tak sayang” sudah seharusnya
para calon wakil rakyat merasa malu untuk mengajukan diri jika mereka tidak
mengenal masyarakat yang akan mereka pimpin dan problematikanya. Sudah seberapa
jauhkah mereka kenal rakyat yang akan mereka pimpin nantinya? berapa banyak rakyat
mengenal mereka baik pribadi maupun kompetensinya? problem apa saja yang ada
dalam masyarakat yang akan mereka pimpin nantinya?. itu hanya sekelumit
pertanyaan sederhana dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terhampar
di sekitar masyarakat.
Tak
pelak lagi para calon pemimpin dewasa ini terkendala pada krisis keseimbangan
moral dan kompetensi, banyak para calon pemimpin yang punya kompetensi mumpuni
belum memiliki moral yang sama mumpuninya dengan kompetensi yang dimiliki,
begitu pula sebaliknya. Suatu kondisi yang benar-benar rumit dan bagai dalam
lingkaran setan bila rakyat harus memilih yang sesuai dengan hati nuraninya,
jika para calon wakil rakyat sendiri belum menggunakan hati nurani mereka baik
ketika mencalonkan diri maupun ketika mereka memimpin.
Sebelum
menguji kompetensi, kekayaan maupun riwayat akademis yang dimiliki para calon
wakil rakyat untuk mengetahui mereka layak atau tidak menjadi pemimpin, ada
baiknya jika kita mempertanyakan lagi apa motivasi sebenarnya sehingga mereka
berani mengajukan diri untuk memimpin?. Karena mau tidak mau, suka tidak suka,
nyaman atau tidak nyaman motivasi yang mendorong mereka berani mengajukan diri
sebagai calon wakil rakyat wajib untuk dipertanyakan kebenarannya.
Peran
motivasi sangatlah besar dalam kehidupan masyarakat, dengan motivasi yang benar
dan murni demi kesejahteraan rakyat yang akan dipimpinlahlah maka nasib rakyat kedepannya
diserahkan dan dipercayakan. Sudah menjadi rahasia umum jika untuk maju sebagai
calon wakil rakyat maka mereka dituntut mengeluarkan dana yang tidak bisa
dibilang sedikit, mulai dari proses pencalonan, penyelenggaraan kampanye yang
telah dijadwalkan KPU (Komisi Pemilihan Umum), belum lagi jika harus menyewa
jasa artis sebagai pengisi acara kampanye, konsumsi untuk para tamu undangan,
kader partai pendukung, simpatisan dan lain sebagainya. Sungguh sangat tidak
logis jika kita mengatakan kalau para calon wakil rakyat tersebut tidak
memiliki motivasi pribadi, kelompok maupun golongan.
Tapi
tidak bijak juga kalau kita semena-mena menghakimi mereka dengan segala asumsi
yang menyudutkan. Siapapun yang terpilih tetaplah yang terbaik untuk menjadi
pemimpin dan pengayom masyarakat di daerah kepemimpinan mereka. Sebagai rakyat,
kita wajib untuk mendukung mensukseskan program kerja mereka selama itu
mensejahterakan rakyat dan memajukan daerah yang dipimpinnya, bukan untuk
mensejahterakan individu, kelompok ataupun golongan dengan menyengsarakan
rakyat. Jadi kepemimpinan yang bersih dari motivasi pribadi, kelompok dan
golongan serta lebih mengutamakan
kesejahteraan rakyat adalah hal utama yang harus diperjuangkan, dijalankan dan
menjadi opsi utama para wakil rakyat yang nantinya terpilih.
Selain
itu tingkat kepercayaan rakyat juga harus lebih diperhatikan, karena dengan
banyaknya kasus penyelewengan kekuasaan akhir-akhir ini, membuat tingkat
kepercayaan rakyat kepada pemerintah menjadi menurun drastis, maka sudah
sepantasnya jika para calon pemimpin ini mulai memperbaiki citra diri dan
kepribadian dimata rakyat agar dapat memperoleh kepercayaan untuk memimpiu. Salah
satu caranya adalah dengan memperbaiki motivasi tadi, dengan motivasi maka
rekam jejak para pemimpin akan sangat menentukan kearah mana nasib rakyat akan
dibawa nantinya. Rakyat yang haus akan pemerintahan yang berpihak kepada
kesejahteraan mereka tentu akan sangat sulit ditemukan akan tetapi bukan hal
yang mustahil untuk dilahirkan dan dibangun dalam diri para pemimpin jika
mereka mau memperbaiki motivasi yang mendorong mereka maju menjadi calon wakil
rakyat.
Keharmonisan
hubungan yang berlandaskan pada sikap saling percaya antara pemimpin dan
rakyatnya sepantasnya segera dapat dibangun, karena suatu pemerintahan akan
berjalan baik jika semua saling berperan serta dalam membangun daerah mereka
dengan mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada demi
kesejahteraan rakyat di dalamnya. Jabatan bukanlah sesuatu yang dapat diwariskan
dan diperebutkan begitu saja, tapi suatu beban tanggung jawab dan amanah yang
sangat besar untuk dipikul oleh para calon wakil rakyat.
Identitas Penulis
Yogie Enjang Gumilar
Eks Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama
Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nomor
Telepon/HP : 0857 2719 2713
0 komentar:
Posting Komentar