.quickedit{display:none;}

Selasa, 14 Juli 2015

Pesta Demorasi untuk Rakyat
Yogie Enjang Gumilar
Eks Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pesta demokrasi yang disebut Pemilukada mulai ramai digelar disetiap provinsi di Indonesia. Sungguh suatu pemandangan yang sangat familiar selalu tersaji di sana dari waktu ke waktu, obral janji dari para calon wakil rakyat bertebaran memenuhi setiap relung nafas kehidupan rakyat yang mulai tak percaya dengan segala janji, jargon dan program kerja yang mereka usung dimasa kampanye. Segala upaya dilakukan para tim sukses masing-masing calon untuk menghimpun massa sebanyak-banyaknya.
Jika mau mencermati lagi pepatah lama, “Tak kenal maka tak sayang” sudah seharusnya para calon wakil rakyat merasa malu untuk mengajukan diri jika mereka tidak mengenal masyarakat yang akan mereka pimpin dan problematikanya. Sudah seberapa jauhkah mereka kenal rakyat yang akan mereka pimpin nantinya? berapa banyak rakyat mengenal mereka baik pribadi maupun kompetensinya? problem apa saja yang ada dalam masyarakat yang akan mereka pimpin nantinya?. itu hanya sekelumit pertanyaan sederhana dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terhampar di sekitar masyarakat.
Tak pelak lagi para calon pemimpin dewasa ini terkendala pada krisis keseimbangan moral dan kompetensi, banyak para calon pemimpin yang punya kompetensi mumpuni belum memiliki moral yang sama mumpuninya dengan kompetensi yang dimiliki, begitu pula sebaliknya. Suatu kondisi yang benar-benar rumit dan bagai dalam lingkaran setan bila rakyat harus memilih yang sesuai dengan hati nuraninya, jika para calon wakil rakyat sendiri belum menggunakan hati nurani mereka baik ketika mencalonkan diri maupun ketika mereka memimpin.
Sebelum menguji kompetensi, kekayaan maupun riwayat akademis yang dimiliki para calon wakil rakyat untuk mengetahui mereka layak atau tidak menjadi pemimpin, ada baiknya jika kita mempertanyakan lagi apa motivasi sebenarnya sehingga mereka berani mengajukan diri untuk memimpin?. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, nyaman atau tidak nyaman motivasi yang mendorong mereka berani mengajukan diri sebagai calon wakil rakyat wajib untuk dipertanyakan kebenarannya.
Peran motivasi sangatlah besar dalam kehidupan masyarakat, dengan motivasi yang benar dan murni demi kesejahteraan rakyat yang akan dipimpinlahlah maka nasib rakyat kedepannya diserahkan dan dipercayakan. Sudah menjadi rahasia umum jika untuk maju sebagai calon wakil rakyat maka mereka dituntut mengeluarkan dana yang tidak bisa dibilang sedikit, mulai dari proses pencalonan, penyelenggaraan kampanye yang telah dijadwalkan KPU (Komisi Pemilihan Umum), belum lagi jika harus menyewa jasa artis sebagai pengisi acara kampanye, konsumsi untuk para tamu undangan, kader partai pendukung, simpatisan dan lain sebagainya. Sungguh sangat tidak logis jika kita mengatakan kalau para calon wakil rakyat tersebut tidak memiliki motivasi pribadi, kelompok maupun golongan.
Tapi tidak bijak juga kalau kita semena-mena menghakimi mereka dengan segala asumsi yang menyudutkan. Siapapun yang terpilih tetaplah yang terbaik untuk menjadi pemimpin dan pengayom masyarakat di daerah kepemimpinan mereka. Sebagai rakyat, kita wajib untuk mendukung mensukseskan program kerja mereka selama itu mensejahterakan rakyat dan memajukan daerah yang dipimpinnya, bukan untuk mensejahterakan individu, kelompok ataupun golongan dengan menyengsarakan rakyat. Jadi kepemimpinan yang bersih dari motivasi pribadi, kelompok dan golongan  serta lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat adalah hal utama yang harus diperjuangkan, dijalankan dan menjadi opsi utama para wakil rakyat yang nantinya terpilih.
Selain itu tingkat kepercayaan rakyat juga harus lebih diperhatikan, karena dengan banyaknya kasus penyelewengan kekuasaan akhir-akhir ini, membuat tingkat kepercayaan rakyat kepada pemerintah menjadi menurun drastis, maka sudah sepantasnya jika para calon pemimpin ini mulai memperbaiki citra diri dan kepribadian dimata rakyat agar dapat memperoleh kepercayaan untuk memimpiu. Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki motivasi tadi, dengan motivasi maka rekam jejak para pemimpin akan sangat menentukan kearah mana nasib rakyat akan dibawa nantinya. Rakyat yang haus akan pemerintahan yang berpihak kepada kesejahteraan mereka tentu akan sangat sulit ditemukan akan tetapi bukan hal yang mustahil untuk dilahirkan dan dibangun dalam diri para pemimpin jika mereka mau memperbaiki motivasi yang mendorong mereka maju menjadi calon wakil rakyat.
Keharmonisan hubungan yang berlandaskan pada sikap saling percaya antara pemimpin dan rakyatnya sepantasnya segera dapat dibangun, karena suatu pemerintahan akan berjalan baik jika semua saling berperan serta dalam membangun daerah mereka dengan mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada demi kesejahteraan rakyat di dalamnya. Jabatan bukanlah sesuatu yang dapat diwariskan dan diperebutkan begitu saja, tapi suatu beban tanggung jawab dan amanah yang sangat besar untuk dipikul oleh para calon wakil rakyat.

Description: H:\Tulisan\Capture.JPGIdentitas Penulis
Yogie Enjang Gumilar
Eks Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nomor Telepon/HP : 0857 2719 2713


0 komentar:

Posting Komentar